Langsung ke konten utama

Makalah Masa Awal Kanak-Kanak



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Manusia berkembang tidak hanya dari masa kelahiran saja tetapi dari masa konsepsi manusia sudah mulai berkembang. Masa konsepsi mempunyai arti waktu dimana sel telur (ovum) bertemu sperma. Pada saat itu pula manusia berkembang hingga mempunyai bagian-bagian tubuh yang lengkap. Perkembangan manusia akan terus berlanjut sampai saat pengambilan ruh tiba. Semua makhluk Tuhan tidak akan tahu kapan perkembangan dalam dirinya itu terhenti. Menurut E.B Hurlock perkembangan bersifat kualitatif dan kuantitatif, artinya proses perkembangan ada yang dapat diukur dan adapula yang tidak dapat diukur. Misalnya perkembangan otak manusia tidak dapat kita lihat proses perkembangannya, yang kita lihat adalah gejala-gejalanya.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Bagi kebanyakan anak-anak seringkali  dianggap tidak ada akhirnya sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat didambakan yakni pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan “ Orang Dewasa”. Masa kanak-kanak dimulai setelah  melewati masa bayi yang penuh ketergantungan.
Masa kanak-kanak awal berlangsung dari 2 th sampai 6 th, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia pra-sekolah. Perkembangan fisik pada masa ini berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya diletakkan pada masa bayi menjadi cukup baik. Pada saat masa awal kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan dan senang mencoba hal-hal baru.
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan.  Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian masa awal kanak-kanak ?
2.    Apa ciri-ciri masa awal kanak-kanak ?
3.    Bagaimana perkembangan masa awal kanak-kanak ?
C.  Tujuan
1.    Dapat mengetahui pengertian masa awal kanak-kanak
2.    Dapat mengetahui ciri-ciri masa awal kanak-kanak
3.    Dapat mengetahui perkembangan masa awal kanak-kanak







BAB II
PEMBAHASAN
AWAL MASA KANAK-KANAK
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjangdalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Kebanyakan anak dalam uraian selanjutnya digunakan kata “anak-anak” yang menunjukkan pada pengertian anak yang masih kanak-kanak. Masa kanak-kanak seringkali dianggap tidak ada akhirnya sewaktu mereka tidak sadar menunggu saat yang didambakan yakni pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan orang dewasa. Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria. Setelah anak matang secara seksual, maka ia disebut remaja.
Secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi lagi menjadi dua periode yang berbeda awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual.
Garis pemisah antara awal dan akhir masa kanak-kanak penting karena dua alas an berikut, pertama pemisahan ini khususnya digunakan untuk anak-anak yang sebelum mencapai usia wajib belajar diperlakukan sangat berbeda dari anak yang sudah masuk sekolah.
Alasan kedua yaitu efek dari faktor-faktor sosial, bukan oleh faktor-faktor fisik. Relatif hanya terdapat sedikit perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak-anak antara sebelum dan sesudah usia enam tahun. Misalnya anak-anak usia lima tahun tidak berbeda secara nyata dari mereka yang berusia tujuh tahun.

A.      CIRI-CIRI AWAL MASA KANAK-KANAK
1.      Sebutan yang Digunakan Orang Tua
     Orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah atau usia sulit. Masa bayi sering membawa masalah bagi orang tua dan umumnya berkisar pada masalah perawatan fisik bayi. Dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi masalah perilaku yang lebih menyulitkan daripada masalah perawatan fisik masa bayi.
     Alasan mengapa masalah perilaku lebih sering terjadi diawal masa kanak-kanak ialah karena anak-anak muda sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil.         
     Seringkali orang tua menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan karena anak muda menghabiskan waktunya dengan bermain dengan mainannya. Penyelidikan tentang mainan anak menunjukkan bahwa bermain dengan mainan mencapai puncaknya pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak, kemudian mulai menurun saat anak mencapai usia sekolah.
     Selama tahun prasekolah, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak-anak dan kelompok bermain, semuanya menekankan permainan yang memakai mainan. Akibatnya, baik sendiri atau berkelompok, mainan merupakan unsure yang penting dari aktivitas bermainan mereka.

2.      Sebutan yang Digunakan Para Pendidik
   Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Anak yang mengikuti taman indra atau taman kanak-kanak juga dinamakan anak-anak prasekolah dan bukan anak-anak sekolah.

3.      Sebutan yang Digunakan Para Ahli Psikologi
   Para ahli psikologi menggunakan sejumlah sebutan yang berbeda untuk menguraikan ciri-ciri yang menonjol dari perkembangan psikologis anak selam tahun-tahun awal masa kanak-kanak. Salah satu sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuian diri pada waktu mereka kelas satu.
Banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaiman mekanismenya, bagaimana perasaannya, dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu cara umum dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya periode ini sering disebut juga sebagai usia bertanya.
B.       TUGAS DALAM PERKEMBANGAN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
            Salah satu yang terpenting dan yang bagi banyak anak-anak merupakan tugas perkembangan yang paling sulit adalah belajar untuk perhubungan secara emosional dengan orangtua, saudara-saudara kandung dan orang-orang lain. Hubungan emosional yang terdapat selama bayi harus diganti dengan hubungan yang lebih matang. Alasannya adalah karena hubungan dengan orang lain dalam masa bayi berdasarkan pada ketergantungan bayi pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya, terutama kebutuhan kasih sayang. Tetapi anak-anak harus belajar memberi dan menerima kasih sayang. Singkatnya, ia harus belajar terikat keluar daripada pada dirinya sendiri.

C.       PERKEMBANGAN FISIK
TINGGI
Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada usia enam tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inci.
BERAT
Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun berat anak harus kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5 pon dan anak laki-laki 49 pon.
POSTUR TUBUH
Ada postur tubuhnya gemuk lembek atau endomorfik, ada yang kuat berotot atau mesomorforik dan ada lagi yang relatife kurus atau ektomofrik.
TULANG DAN OTOT
Tingkat pengerasan otot bervariasi pada bagian-bagian tubuh mengikuti hokum perkembangan arah.
GIGI
Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal masa kanak-kanak empat gigi bayi yang terakhir geraham belakang muncul. Selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal dan digantikan oleh gigi tetap.
KEBIASAAN FISIOLOGI
Kebiasaan fisiologi yang dasarnya sudah diletakkan pada masa bayi menjadi semakin baik. Tidak perlu lagi disediakan makanan khusus dan anak belajar makan pada waktu-waktu tertentu. Hal ini sebagian disebabkan oleh tingkat pertumbuhan telah menurun dan sebagian karena sekarang ia telah mengembangkan jenis makanan yang disukai dan yang tidak disukai.
Jumlah tidur yang dibutuhkan sehari-hari berbeda, tergantung pada berbagai faktor tertentu, misalnya banyaknya latihan disiang hari dan macam kegiatan dilakukannya. Anak-anak usia tiga tahun tidur sekitar dua belas jam sehari. Tahun-tahun berikutnya jumlah tidur sehari-hari seakan berkurang sekitar setengah jam dari tahun sebelumnya.

D.      KETERAMPILAN PADA AWAL MASA BAYI
1.      Keterampilan Khusus Awal Masa Kanak-kanak
Keterampilan yang dipelajari sebagian pada kesiapan kematangan terutama kesempatan yang diberikan untuk mempelajari dan bimbingan yang diperoleh dalam menguasai keterampilan ini secara cepat dan efesien.
Terdapat perbedaan seks dalam jenis keterampilan yang dipelajari anak-anak. Dalam awal masa kanak-kanak anak laki-laki harus mempelajari keterampilan bermainan secara budaya sesui dengan kelompok anak laki-laki dan dilarang mengusai keterampilan yang dianggap lebih sesuai untuk anak perempuan.
2.      Keterampilan Tangan
Keterampilan dalam makan dan berpakaian sendiri dimulai pada masa bayi disempurnakan dalam awal masa kanak-kanak. Kemajuan terbesar dalam keterampilan berpakaian umunya anatar usia 1,5 dan 3,5 tahun.
3.      Keterampilan Kaki
Sekali anak dapat berjalan, ia mengalihkan perhatian untuk mempelajari gerakan-gerakan yang menggunakan kaki. Pada usia lima tahun atau enam tahun ia belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga sudah dapat memanjat.
E.       KEMAJUAN BERBICARA DALAM AWAL MASA KANAK-KANAK
1.      Pengucapan Kata
Anak-anak sulit belajar mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi, seperti huruf mati z,w,d,s dan g dan kombinasi huruf mati st, str, dr, dan fl. Mendengarkan radio dan televise dapat membantu belajar mengucapkan kata-kata secara benar.
2.      Menambah Kosa Kata
Kosa kata anak-anak meningkat pesat ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama. Dalam menambah kosa kata anak-anak muda belajar kata-kata yang umum dan banyak juga kata-kata penggunaan khusus seperti bilangan dan nama-nama warna
3.      Membentuk Kalimat
Kalimat biasanya terdiri dari tiga atau empat kata sudah mulai disusum oleh anak usia dua tahun dan biasanya oleh anak usia tiga tahun, kalimat ini banyaak tidak lengkap terutama terdiri dari kata benda, kerja, penghubung, dan depan.
F.        EMOSI AWAL MASA KANAK-KANAK
Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari focus” dalam arti bahwa ia mudah terbawa emosi sehingga sulit dibimbing dan diarahkan.
1.      Pola-pola Emosi yang Umum
Anak yang lebih muda mengalami hamper semua jenis emosi secara normal dialami oleh orang dewasa. Namun, rangsangan yang membangkitkan emosi dan cara anak mengungkapkan emosi sangat berbeda.
Pola-pola emosi yang berhubungan dengan rasa takut seperti khawatir, was-was dan malu, tidak terdaftar. Perasaan itu umumnya belum penting sampai akhir masa anak-anak, pada saat hubungan dengan teman-teman sebaya dan orang dewasa diluar sana lebih sering terjadi dan cocok daripada awal masa kanak-kanak.
2.      Bermacam-macam Pola Emosi
Banyak faktor yang mempengaruhi kuat dan seringnya emosi dalam awal masa kanak-kanak. Emosi sangat kuat pada usia tertentu dan berkurang pada usia yang lain. Ledakan amarah, misalnya, mencapai puncaknya usia dua dan empaat tahun.
Emosi yang umum pada awal masa kanak-kanak, yaitu :
a.         Amarah
Anak biasanya mengungkapkan rasa marah dengan ledakan amarah yang ditandai dengan menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul
b.         Takut
Pada dasarnya reaksi anak terhadap rasa takut adalah panik; kemudian menjadi lebih khusus seperti lari, menghindar, dan bersembunyi, menangis dan menghindari situasi yang menakutkan.
c.         Cemburu
Anak menjadi cemburu bila ia mengira bahwa minat dan perhatian orang tua beralih kepada orang lain di dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Anak yang cemburu biasa cenderung menunjukkan dengan kembali berperilaku seperti anak kecil, seperti mengompol, pura-pura sakit atau menjadi nakal.
d.        Ingin Tahu
Anak mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru dilihatnya. Reaksi pertama adalah dalam bentuk penjelajahan sensomotorik; kemudian sebagai akibat dari tekanan sosial dan hukuman, ia beraksi dengan bertanya.
e.         Iri Hati
Anak-anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain. Iri hati ini diungkapkan dalam bermacam-macam cara, yang paling umum adalah mengeluh tentang barangnya sendiri, dengan mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang seperti dimiliki orang lain, atau dengan mengambil benda-benda yang menimbulkan iri hati.
f.          Gembira
Biasanya anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat, atau memeluk benda atau orang yang membuatnya bahagia.
g.         Sedih
Anak merasa sedih karena kehilangan segala sesuatu yang dicintainya atau yang dianggap penting bagi dirinya, apakah itu orang, binatang, atau benda mati seperti mainan. Secara khas  anak mengungkapkan kesedihannya dengan menangis dan dengan kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya, termasuk makan.
h.         Kasih Sayang
Anak-anak belajar mencintai orang, binatang, atau benda yang menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih sayang secara lisan bila sudah besar tetapi ketika masih kecil anak menyatakannya secara fisik dengan memeluk, menepuk, dan mencium objek kasih sayangnya.
Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan dua atau tiga anak daripada dalam keluarga besar di mana tidak ada anak yang menerima perhatian yang besar dari orang tua. Iri hati, di lain pihak, lebih umum dalam keluarga besar daripada keuarga kecil; semakin besar keluarga semakin sedikit barang yang dipunyai anak sehingga kemungkinan untuk iri hati lebih kecil.
Lingkungan sosial rumah memainkan peran yang penting dalam menimbulkan seringnya dan kuatnya rasa marah anak. Jenis disiplin dan metode latihan-anak dapat mempengaruhi frekuensi dan identitas  ledakan amarah anak. Semakin orang tua bersikap otoriter, semakin besar kemungkinan anak bereaksi dengan amarah.
G.      SOSIALISASI PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Salah satu tugas perkembangan awal masa kanak-kanak yang penting adalah memperoleh latihan dan pengalaman pendahuluan yang diperlukan untuk menjadi anggota “kelompok” dalam akhir masa kanak-kanak. Jadi awal masa kanak-kanak disebut sebagai masa praklompok. Dasar untuk sosialisasi diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun.
Jenis hubungan sosial lebih penting daripada jumlahnya. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada benda akan lebih mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih populer daripada anak yang interaksi sosialnya terbatas.
Manfaat yang diperoleh anak dengan diberikannya kesempatan untuk berhubungan sosial akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kesenangan hubungan sosial sebelumnya. Yang umumnya terjadi dalam periode ini adalah anak lebih menyukai kontak sosial sejenis daripada hubungan sosial dengan kelompok jenis kelamin yang berlawanan.
1.      Pola Sosialisasi Awal
Antara usia dua dan tiga tahun, anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka. Ini dikenal sebagai bermain sejajar, yaitu bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak-anak lain. Bermain sejajar merupakan bentuk kegiatan sosial yang pertama-tama dilakukan dengan teman-teman sebaya.
Perkembangan berikutnya adalah bermain asosiatif, di mana anak-anak terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain. Dengan meningkatnya kontak sosial, anak terlibat dalam bermain kooperatif, di mana ia menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi.
Sekalipun anak sudah mulai bermain dengan anak lain, ia masih sering berperan sebagai penonton, mengamati anak lain bermain tetapi tidak berusaha benar-benar bermain dengannya.
Pola perilaku sosial dan tidak sosial,  yaitu :
Pola sosial
1.      Meniru
Agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang yang sangat ia kagumi.
2.      Persaingan
Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang-orang lain, yang dimulai dari rumah dan kemudian berkembang dalam bermain dengan anak di luar rumah.
3.      Kerja Sama
Bermain kooperatif dan kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat baik dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan anak-anak lain.
4.      Simpati
Semakin banyak kontak bermain, semakin cepat simpati akan berkembang.
5.      Empati
Relatif hanya sedikit anak yang dapat melakukan hal ini sampai awal masa kanak-kanak berakhir.
6.      Dukungan Sosial
Anak beranggapan bahwa perilaku nakal dan mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-teman sebaya.
7.      Membagi
Anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh persetujuan sosial adalah dengan membagi miliknya-terutama mainan-untuk anak-anak yang lain.
8.      Perilaku akrab
Anak yang pada waktu bayi memperoleh kepuasan dari hubungan yang hangat, erat, dan personal dengan orang lain berangsur-angsur memberikan kasih sayang kepada orang di luar rumah, seperti guru taman indria atau benda-benda mati seperti mainan kegemarannya atau bahkan selimut.
Pola tidak sosial
1.      Negativisme
Negativisme, atau melawan otoritas orang dewasa, seperti pura-pura tidak mendengar atau tidak mengerti permintaan orang dewasa.
2.      Agresif
Serangan perilaku yang ditunjukkan yaitu dalam bentuk memaki-maki atau menyalahkan orang lain.
3.      Perilaku berkuasa
Perilaku berkuasa atau “merajai” mulai sekitar usia tiga tahun dan semakin meningkat dengan bertambah banyaknya kesempatan untuk kintak sosial.
4.      Memikirkan diri sendiri
Karena cakrawala sosial anak terutama terbatas di rumah, maka anak seringkali memikirkan dan mementingkan dirinya sendiri.
5.      Mementingkan Diri Sendiri
Perilaku mementingkan diri sendiri lambat laun diganti oleh minat dan perhatian kepada orang-orang lain. Cepatnya perubahan ini bergantung pada banyaknya kontak dengan orang-orang di luar rumah dan berapa besar keinginan mereka untuk diterima oleh teman-teman.
6.      Merusak
Semakin  hebat amarahnya, semakin luas tindakan merusaknya. Biasa ditunjukkan dengan tindakan merusak benda-benda di sekitarnya, tidak perduli miliknya atau milik orang lain.
7.      Pertentangan Seks
Anak laki-laki mengalami tekanan sosial yang tidak menghendaki aktivitas bermain yang dianggap sebagai “banci”.
8.      Prasangka
Prasangka sosial timbul pertama-tama dari prasangka agama atau sosial ekonomi.
Bentuk Perilaku Awal dalam Pelbagai Situasi Sosial
Priode ini merupakan tahap perkembangan yang kritis karena pada masa inilah dasar sikap sosial dan pola prilaku sosial dibentuk. Dalam penelitian longitudinal terhadap sejumlah anak, Waldrop dan Halverson melaporkan bahwa anak yang berusia 2,5 tahun bersikap ramah dan aktif secara sosial akan terus bersikap seperti itu sampai usia 7,5 tahun. Mereka menyimpulkan bahwa “sikap sosial pada 7,5 tahun diramalkan oleh sikap sosial pada usia 2,5 tahun”.
Teman-teman
Selama tahun pertama atau kedua awal masa kanak-kanak, pada saat kontak dengan anak-anak lain masih dalam bentuk bermain sejajar atau asosiatif, teman terutama adalah sebagai rekan. Kemudian, ketika anak bermain secara kooperatif, teman menjadi teman bermain.
Penggolongan teman :
1.      Rekan
Rekan adalah orang yang memuaskan kebutuhan teman dengan berada dalam lingkungan yang sama di mana ia dapat dilihat dan didengar.
2.      Teman bermain
Teman bermain adalah orang dengan siapa individu terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan.
3.      Teman baik
Teman baik bukan hanya teman bermain yang cocok tetapi juga seseorang pada siapa individu dapat berkomunikasi dengan bertukar pendapat dan saling dapat dipercayai, dn dengan meminta atau memberi nasihat.
Teman pengganti
Kalau kebutuhan anak tidak terpenuhi baik baik karena keterpencilan geografis atau karena anak yang dapat dijadikan teman terdiri dari kelompok usia dan tingkat perkembangan yang berbeda atau mempunyai minat serta nilai yang berlainan, anak sering mengisi kekurangan ini dengan cara mengadakan teman bermain khayal atau dengan memperlakukan binatang kesayangan sebagai orang yang sungguh-sungguh.
Yang tidak terlampau umum digunakan sebagai pengganti teman adalah teman bermain khayal, yaitu teman yang merupakan hasil khayalan anak. Anak yang kesepian menciptakan teman bermain dalam khayalannya dan bermain dengan teman-teman yang sesungguhnya.
Pimpinan dalam masa awal kanak-kanak
Dalam masa awal kanak-kanak, pemimpin adalah anak yang lebih besar, lebih cerdas dan sedikit lebih tua daripada anggota-anggota kelompok bermain.
Ada dua jenis pemimpin dalam awal masa kanak-kanak. Kebanyakan merupakan pemimpin yang kejam yang kurang memperhatikan keinginan orang lain. Kalau kekejaman meningkat, maka pemimpin kehilangan statusnya dan digantikan oleh orang lain. Jenis pemimpin yang lain adalah pemimpin “diplomat” yang memimpin teman-temannya dengan tawar menawar.
H.      BERMAIN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Masa awal kanak-kanak sering disebut sebagai tahap mainan, karena dalam periode ini hampir semua permainan menggunakan mainan. Bruner mengatakan bahwa bermain dalam masa kanak-kanak adalah “kegiatan yang serius,” yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Ia menjelaskan : “Kita sekarang mengerti bahwa bermain merupakan aktivitas yang serius, bahkan merupakan kegiatan pokok dalam masa kanak-kanak. Ini merupakan sarana untuk improvisasi dan kombinasi, sarana pertama dari sistem peraturan melalui mana kendali-kendali budaya menggantikan sifat anak yang dikuasai oleh dorongan-dorongan kekanak-kanakan”.
Bermacam-macam Minat Bermain
Ada bermacam-macam variasi dalam pola ini. Salah satunya yaitu anak yang sangat cerdas lebih menyukai permainan sandiwara, kegiatan-kegiatan kreatif dan buku-buku yang memberikan infomasi daripada yang bersifat hiburan.
Banyaknya alat bermain yang dimiliki dan banyaknya ruangan untuk bermain-keduanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi keluarga-juga mempengaruhi pola bermain anak. Jenis alat bermain juga mempengaruhi pola bermain. Semakin banyak mainan dan alat-alatnya yang dapat dimanipulasi, semakin ank menyukai alat-alat tersebut dan semakin banyak ia bermain dengan alat-alat tersebut.
Pola bermain awal masa kanak-kanak, yaitu :
1.      Bermain dengan mainan
Pada permukaan masa awal kanak-kanak, bermain dengan mainan merupakan bentuk yang dominan. Minat bermain dengan mainan mulai agak berkurang pada akhir awal masa kanak-kanak pada saat anak tidak lagi dapat membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat-sifat hidup seperti yang dikhayalkan sebelumnya.
2.      Dramatisan
Sekitar usia tiga tahun dramatisan terdiri dari permainan dengan meniru pengalaman-pengalaman hidup, kemudian anak-anak bermain permainan pura-pura dengan teman-temannya seperti polisi dan perampok, indian-indianan atau penjaga toko, berdasarkan cerita-cerita yang dibacakan kepada mereka atau berdasarkan acara-acar film dan televisi yang mereka lihat.
3.      Konstruksi
Anak-anak membuat bentuk-bentuk dengan balok-balok, pasir, lumpur, tanah liat, manik-manik, cat, pasta, gunting, dan krayon. Sebagian besar konstruksi yang dibuat merupakan tiruan dari apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari atau dari layar bioskop dan televisi.
4.      Permainan
Dalam tahun keempat anak mulai lebih menyukai permainan yang dimainkan bersama teman-teman sebaya daripada dengan orang-orang dewasa.
5.      Membaca
Anak-anak senang dibacakan dan melihat gambar-gambar dari buku. Yang sangat menarik adalah dongeng-dongeng, nyanyian anak-anak, cerita-cerita tentang hewan dan kejadian sehari-hari.
6.      Film, radio, dan televisi
Anak-anak jarang melihat bioskop, tetapi ia senang film kartun, film tentang binatang dan film rumah tentang anggota-anggota keluarga. Anak-anak jug senang mendengarkan radio, tetapi lebih senang melihat televisi. Ia senang melihat acara untuk anak-anak yang lebih besar dan juga acara untuk anak-anak prasekolah.
I.     PERKEMBANGAN PENGERTIAN
Lama dan sulitnya proses mental yang harus dihadapi anak-anak dalam perkembangan pengertian Bernstein tentang bagaimana anak-anak mempelajari seks dan kelahiran. Selama awal masa kanak-kanak pengertiannya  terbatas pada sumber lahirny bayi dan bagaimana bayi dibuat oleh manusia. Pada saat periode akhir masa kanak-kanak slesai, sebagian besar mengerti pembuahan dan kelahiran.
Kategori Konsep Umum
Anak-anak mengembangkan banyak konsep yang sama karena adanya pengalaman belajar yang sama. Konsep-konsep lain bersifat individual dan bergantung pada kesempatan belajar anak itu. Misalnya seorang anak pernah pergi ke negara-negara lain akan mengembangkan konsep tentang manusia dan pola kehidupan yang berbeda dengan anak yang pengalamannya lebih terbatas.
J.         PERKEMBANGAN MORAL PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Perkembangan moral pada masa awal kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik di mana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar dan salah. Ia juga tidak mempunyai dorongan untuk mengikuti peraturan-peraturan karena tidak mengerti manfaatnya sebagai anggota kelompok sosial.
Kohlberg memperinci dan memperluas tahap-tahap perkembangan moral Piaget dengan memasukkan dua tahapan dari tingkat perkembangan pertama ini yang disebutnya sebagai “moralitas prakonvensional”. Dalam tahap pertama, anak-anak berorientasi patu-dan-hukuman dalam arti ia menilai benar salahnya perbuatan berdasarkan akibat-akbat fisik dari perbuatan itu. Dalam tahap kedua anak-anak menyesuaikan diri dengan harapan sosial agar memperoleh pujian.
Dengan berakhirnya awal masa kanak-kanak, kebiasaan untuk patuh harus dibentuk agar anak-anak mempunyai disiplin dan konsisten.
K.      KATEGORI KONSEP UMUM YANG BERKEMBANG SELAMA MASA AWAL KANAK-KANAK
1.      Kehidupan
Anak-anak cenderung memberikan sifat yang hidup kepada benda-benda mati seperti boneka dan boneka hewan.
2.      Kematian
Anak-anak cenderung menghubungkan kematian dengan sesuatu yang pergi tetapi biasanya tidak dapat mengerti apa makna kematian.
3.      Fungsi Tubuh
Anak-anak , sebagai kelompok , mempunyai konsep mengenai fungsi tubuh dan kelahiran yang kurang tepat.
4.      Ruang
Anak usia empat tahun dapat menaksir jarak yang dekat secara tepat tetapi kemampuan untuk menaksir jarak yang jauh belum berkembang sampai masa akhir kanak-kanak.
5.      Berat
Sebelum anak-anak belajar bahwa benda-benda yang berbeda mempunyai berat yang berbeda, jarang terjadi bahwa sebelum usia sekolah anak-anak memperkirakan berat benda sesuai dengan besarnya benda.
6.      Bilangan
Anak-anak yang mengikuti taman indria atau taman kanak-kanak biasanya mengerti bilangan sampai lima.
7.      Waktu
Anak-anak belum mengerti tentang lamanya waktu, misalnya berrapa lamanya satu jam itu . mereka juga belum dapat memperkira kan waktu menurut kegiatan-kegiatan mereka sendiri.
8.      Diri sendiri
Pada usia tiga tahun kebanyakan anak-anak mengerti jenis kelamin , nama lengkap dan nama berbagai  anggota tubuhnya.
9.      Kesadaran social
Sebelum awal masa kanak-kanak berakhir kebanyakan anak-anak dapat membantu pendapat orang lain, apakah seseorang  itu baik atau jahat pandai atau bodoh misal nya.
10.  Keindahan
Kebanyakan anak muda lebih menyukai music dengan nada atau irama yang pasti dan ia senang dengan bentuk-bentuk yang sederhana , warna-warna yang cerah dan mencolok.
11.  Kelucuan
Yang sering dianggap lucu adalah wajah-wajah lucu yang dibuatnya sendiri atau orang lain, perilaku yang kurang dapat diterima secara social dan kelakar mengenai binatang piaraan , permainan kata-kata juga dianggap lucu.

L.   PENGARUH DISIPLIN PADA ANAK-ANAK
1.      Pengaruh pada perilaku
Anak yang orang tua nya lemah akan mementingkan diri sendiri , tidak menghiraukan hak-hak orang lain ,agresif dan tidak social. Anak yang mengalami disiplin yang keras ,otoriter , akan sangat patuh bila dihadapan orang-orang dewasa , namun agresif dalam hubungannya dengan teman-teman sebayanya
2.      Pengaruh pada sikap
Anak yang orangtuanya melaksanakan disiplin otoriter maupun disiplin yang lemah cenderung membenci orang-orang yang berkuasa. Anak yang mengalami disiplin yang otoriter merasa diperlakukan tidak adil; anak yang orang tuanya lemah merasa bahwa tidak semua orang dewasa mau menerima perilaku disiplin.
3.      Pengaruh pda kepribadian
Semakin banyak hukuman disik digunakan , semakin anak cenderung menjadi cemberut, karena kepala dan negativistic. Ini mengakibatkan penyesuaian pribadi  dan social yang buruk , yang juga merupakan cirri khas dari anak yang dibesarkan dengan disiplin  yang lemah.

M.               MINAT PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
1.      Minat pada Agama
Keyakinan agama , sebagian besar , tidak berarti bagi anak-anak meskipun mereka menunjukan minat dalam ibadah agama. Tetapi karena banyaknya masalah yang kepada anak-anak dijelaskan dalam rangka agama seperti kelahiran, kematian , pertumbuhan dan unsur-unsurnya , maka keinginan tahu tentang masalah-masalah agama menjadi besar dan mereka mengajukan banyak pertanyaan.
Konsep anak-anak mengenai agama adalah realistic, dalam arti anak menafsirkan apa yang didengar dan dilihat sesuai dengan apa yang sudah diketahui . bagi anak misalnya , tuhan adalah seseorang yang pakaiannya berbeda dengan pakaian yang berbeda dengan orang-orang yang dikenalnya dan berambut putih panjang dan berjenggot panjang.Anak menerima apa yang telah diajarkan , seperti Tuhan adalah Maha Kuasa , Maha Mengetahui dan ‘’pengamat” yang mengamati apa yang dilakukan orang-orang , dan menghukum anak yang berbuat salah tetapi baik dan murah hati kepada orang yang berusaha berbuat baik. Sepanjang masa awal kanak-kanak, minat pada agama bersifat egosentris. Doa, misalnya adalah suatu cara untuk mencapai kehendak . bagi kebanyakan anak, Tuhan adalah Seseorang yang dapat dan mau melakukan sesuatu untuk orang-orang lain dan yang tidak menghendaki perilaku yang baik sebagai imbalan.
2.      Minat pada Tubuh Manusia
Minat timbul lebih dahulu pada anggota bagian luar tubuh minat pada bagian dalam tubuh. Tetapi sebelum periode ini berakhir, kebanyakan anak menunjukan minat besar pada bagian dalam tubuhnya dan inigin mengetahui mana letak hati, paru-paru orak dan sebagainya. Dan juga apa fungsi nya. Anak juga ingin mengetahui tentang pembuangan dan dari mana asalnya kotoran itu.
Kalau anak-anak sudah mengenal perbedaan anatomis antara anak laki-laki dab abak perempuan , antara pria dan wanita , ia ingin mengerti apa artinya perbedaan ini dan apa penyebabnya. Anak ingin mengetahui tentang kuman, bagaimana kuman dapat menyebabkan orang sakit dan bagaimana obat dapat mengeluarkan kuman dari tubuh dan membuat orang sakit kembali. Apabila ada orang yang meninggal dunia , anak ingin mengetahui tentang tubuh orang tersebut , bagaimana dapat masuk surga.
3.      Minat terhadap Diri Sendiri
Setelah masa bagi yang tidak berdaya tidak dilampaui, tidak mengherankan kalau kebanyakan anak masih terus mempertahankan minat terhadap diri sendiri yang tadinya perlu agar byi ditunggu dan dirawat orang lain. Egosentrisme awal masa kanak-kanak sangat jelas pada tahun pertama dan tahun kedua sebelum anak bermain dengan anak-anak yang lain , yaitu masa bermain sejajar.
Meskipun semua anak cenderung egosentris, tetapi ada hal-hal tertentu dimana lingkungan lebih mendorong egosentrisme. Anak laki-laki cenderung lebih egosentris darpada anak perempuan, sebagian disebabkan karena anak laki-laki lebih merasa diri anak kesayangan orang tua dan sebagian lagi diberi banyak keistimewaan .vadanya perlakuan yang terus menerus untuk mendorong egosentrisme dalam masa prasekolah mengakibatkan kebiasaan egosentrisme yang kuat pada saat anak masuk kelas satu dan ingin menjadi anggota kelompok bermain.
4.      Minat terhadap Seks
Keingintahuan mengenai asal-usul bayi sangat besar terhadap anak-anak dan mereka banyak bertanya mengenai masalah ini. Beberapa anak yakin bahwa bayi dating nya dari surge , tetapi sebagian besar anak percaya bahwa bayi berasal dari rumah sakit atau toko atau dibawa burung bangau. Banyak anak memperlihatkan minat mereka terhadap seks dan membicarakan dengan teman-teman bermain kalau tidak ada orang dewasa,dengan melihat gambar-gambar pria dan wanita dewasa dengan pose merangsang, bermain seks dengan teman sejenis maupun lawan jenis dan dengan masturbasi.
5.      Minat terhadap Pakaian
Anak-anak yang tidak banyak berminat mengenai penampilannya , apakah ia bersih atau kotor , rapih atau tidak rapi, tetapi ia memiliki minat yang besar terhadap pakaian. Ini disebabkan dalau usia yang lebih muda , anak memnemukan bahwa pakaiannya menarik perhatian . orang dewasa memberikan komentar yang baik dan teman-teman bermain sering kagum atau iri hati terhadap pakaiannya.
Yang menjadi pusatnya perhatian adalah ,baru atau tidak nya pakaian ,warna atau hiasannya, persamaan pakaian dengan teman dan sesuai tidaknya pakaian itu dengan jenis kelamin pemakai.
N.  PENGGOLONGAN PERAN SEKS
1.      Mempelajari Stereotip Peran Seks
Sekalipun anak mempelajari stereotip peran seks melalui berbagai cara namun mengikuti pola yang biasa dapat diramalkan. Mula-mula anak belajar bahwa anak laki-laki dan perempuan. Pada saat yang bersamaan anak belajar bahwa ia sendiri laki-laki atau perempuan. Kemudian dipelajari milik-milik tertentu, seperti pakaian, mainan, buku, dan alat-alat permainan dianggap sesuai dengan kelompok tertentu dan tidak sesuai dengan kelompok yang lain. Anak menemukan bahwa cirri kepribadian tertentu dan pola perilaku diasosiasikan dengan seks tertentu  dan cirri yang lain diasosiasikan dengan seks yang berlawanan. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak sebahian besar anak sudah dapat mengimbangkan stereotip peran-seks dengan cukup baik.
2.      Perantara penggolongan Peran-Seks
Dalam masa awal kanak-kanak, orangtua dan anggota keluarga lain merupakan perantara utama untuk penggolongan peran-seks. Perantara penting lain adalah media massa.
Pada saat awal masa kanak-kanak hamper berakhir, sebagian besar anak sudah tergolongkan dengan baik. Mereka tidak hanya mengerti apa yang oleh kelompok sosial dianggap tepat untuk kelompok sejenisnya tetapi juga belajar untuk menerima dan bertindak sesuai dengan stereotip ini.Anak perempuan telah menganggap bahwa anak laki-laki lebih kuat, lebih cerdas, dan lebih mampu sedangkan anak laki-laki memandang anak perempuan kurang mampu bermain seperti yang diharapkan sehingga ia berhenti bermain dengan anak perempuan.
O.      HUBUNGAN KELUARGA PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
1.      Hubungan Keluarga pada Awal Masa Kanak-kanak
Sekalipun anak-anak sudah mulai bermain dengan anak-anak lain di luar rumah, keluarga masih merupakan pengaruh sosialisasi yang terpenting. Hubungan keluarga yang erat pengaruhnya lebih besar pada anak daripada pengaruh-pengaruh sosial lainnya. Pada umumnya, sikap anak terhadap orang, benda-benda dan kehidupan secara keseluruhan berpola pada kehidupan rumah. Kondisi yang paling penting yang mempengaruhi penyesuaian anak, baik pribadi maupun sosial adalah jenis hubungan orang tua-anak selama tahun-tahun masa awal kanak-kanak.
2.        Hubungan orang tua-anak
Perubahan-perubahan dalam hubungan orang tua anak yang dimulai sejak tahun kedua masa bayi berlangsung terus selama awal masa kanak-kanak dan biasanya dalam tingkat yang lebih cepat. Karena anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan kebahagian , maka hubungan yang buruk dengan orang tua akan berakibat sangat buruk. Apalagi kalau berhubungan dengan ibu yang lebih buruk karena kepada ibulah sebagian besar anak tergantung
3.      Hubungan dengan Saudara
Hubungan yang menyenangkan antara bayi dan saudara-saudaranya mulai berkurang dalam tahun kehidupan kedua dan pada sat bayi menjadi anak-anak hubungan inu seringkali mengalami pergeseran.. adanya pergeseran hubungan ini tidak saja merusak suasana rumah tetapi juga mengganggu konsep diri anak. Anak –anak dipaksa merasa kurang mampu, apalagi kalau apa yang dicapai dikritik dan dicemooh oleh kakak-kakaknya.
4.      Hubungan dengan sanak saudara
Ada dua kondisi dalam hubungan dengan sanak keluarga sehingga dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan social anak. Pertama, frekuensi hubungan . kalau keluarga tinggal dalam masyarakat yang berbeda atau dikota atau negara yang berlainan maka hubungan antara anak dengan sanak saudara anak jarang. Kedua , peran saudara sepupu adalah sebagai teman bermain, sedangkan nenek berperan sebagi pengasuh atau pegganti ibu.
P.        PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA AWAL MASA KANAK – KANAK
Pola kepribadian yang dasarnya telah diletakkan pada masa bayi, mulai berbentuk dalam awal masa kanak – kanak. Karena orang tua, saudara – saudara kandung dan sanak saudara yang lain merupakan dunia sosial bagi anak – anak, maka bagaimana perasaan mereka kepada anak – anak, maka bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep diri, yaitu inti pola kepribadian. Inilah sebabnya mengapa Glasner mengatakan bahwa konsep diri anak “terbentuk di dalam Rahim hubungan keluarga”.
Dengan berjalannya periode awal masa kanak – kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman – teman sebayanya, baik dilingkungan prasekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman – teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep diri, pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh – pengaruh dari keluarga.
Sikap awal teman – teman, seperti halnya sikap anggota – anggota keluarga yang berarti, berperan penting karena sekali dasar untuk konsep diri telah diletakkan maka agak sulit untuk diubah. Lagi pula karena baik anggota maupun teman – teman sebaya terbiasa memandang anak dalam cara tertentu seperti, selalu bersedia menolong atau orang berlagak tapi menyusahkan mereka, tidak mudah mengubah sikapnya dan terus memandang anak dengan cara yang sama.
a.       Kondisi – kondisi  yang membentuk Konsep Diri pada Awal Masa Kanak – kanak
Karena lingkungan anak – anak terbatas pada rumah dan anggota keluarga, tidaklah mengherankan bahwa banyak kondisi dalam keluarga yang turut membentuk konsep diri dalam tahun – tahun awal dari masa kanak – kanak. Hubungan anak dengan keluarga umumnya penting. Tetapi sikap orang tua mengenai penampilan, kemampuan, dan prestasinya sangat mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri.
a)             Cara Pelatihan anak yang digunakan adalah penting dalam membentuk konsep diri yang sedang berkembang.
b)             Cita – cita orang tua terhadap anaknya berperan dalam mengembangkan konsep dirinya.
c)             Posisi urutan anak – anak dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.
d)            Ketidaknyamanan lingkungan, apakah karena kematian, perceraian, perpisahan atau mobilitas sosial, berpengaruh buruk terhadap konsep diri anak karena ia merasa tidak aman dan merasa lain dari teman – teman sebaya.
b.      Meningkatnya individualitas
Individualitas, yang sudah tampak pada saat dilahirkan dan lebih meningkat lagi dalam masa bayi, merupakan salah satu ciri yang menonjol. Pada saat awal masa kanak – kanak berakhir dan anak – anak siap masuk sekolah, pola kepribadian – nya sudah dapat dibedakan. Ada anak yang jadi pemimpin dan ada yang sebagai pengikut, ada yang kejam da nada yang lembut, ada yang senang menonjolkan diri untuk menjadi pusat perhatian dan sebagian lagi ada yang lebih senang menjauhkan diri dari perhatian, ada yang lebih egosentris yang hanya memikirkan tentang dirinya sendiri da nada yang menyesuaikan diri dan berusaha untuk menjadi seperti anggota – anggota kelompok.
Thomas dab kawan – kawan menunjukkan bahwa adanya tiga sindroma kepribadian :
a)      Anak yang mudah, yaitu anak yang mempunyai penyesuaian fisik dan psikologi yang baik.
b)      Anak yang sulit, yaitu anak yang mempunyai fungsi – fungsi tubuhnya tidak teratur, intensitas reaksinya tinggi dan lambat menyesuaikan diri dengan perubahan, dan
c)      Anak yang lamban, yaitu anak yang tingkat aktivitasnya rendag dan tidak cepat menyeseuaikan diri. Sindroma – sindroma ini tampak dalam perilaku penyeseuaikan anak – anak selama tahun – tahun prasekolah.
  Individualitas sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman sosial awal diluar
Rumah. Kalau pengalaman ini kurang menyenangkan, anak cenderung menjadi tidak mau bersosial dengan orang lain dan cenderung mengimbangi dengan cara – cara yang tidak sosial seeperti menghabiskan waktu bermain dengan melihat televisi dan membayangkan dirinya seperti martir yang dijemput oleh orang – orang lain.
BAHAYA PADA AWAL MASA KANAK – KANAK
Seperti halnya bahaya pada masa bayi, bahaya pada masa kanak – kanak dapat
Bersifat fisik, psikologis atau keduanya. Gizi yang kurang baik misalnya, dapat menghalangi pertumbuhan fisik dan mental seperti halnya pertengkaran keluarga dapat mengabaikan tekanan yang juga dapat menghambat pertumbuhan. Bahaya psikologis pada awal masa kanak – kanak lebih banyak dari pada bahaya fisik dan lebih merusak penyesuaian pribadi serta penyesuaian sosial anak.
a.              Bahaya Fisik
a)     Kematian
b)     Penyakit
c)     Kecelakaan
d)    Tidak menarik
e)     Kejanggalan
f)      Kegemukan
g)     Tangan kidal
b.             Bahaya Psikologis
a)     Bahaya dalam berbicara
b)     Bahaya Emosional
c)     Bahaya Sosial
d)    Bahaya Bermain
e)     Bahaya dalam perkembangan konsep
f)      Bahaya Moral
g)     Bahaya dalam hubungan Keluarga
h)     Bahaya Kepribadian




BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Perkembangan mempunyai arti suatu proses perubahan individu yang pelaksanaannya teratur berawal dari masa konsepsi dan berlangsung sampai akhir hayat. Dalam perkembangan, banyak berbagai proses yang saling terkait yaitu proses biologis, kognitif, psikososial. Ketiga proses ini tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
Masa anak-anak dibagi menjadi dua yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anak-anak awal berlangsung dari usia 4 tahun sampai dengan usia 6 tahun. Masa perkembangan dalam tahun pertama (6-12 bulan), anak sudah memiliki kecakapan khusus dan kecakapan umum. Masa perkembangan dalam tahun kedua (1-2,6 tahun), anak mulai memasuki perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan bermain, dan perkembangan menggambar.
B.  SARAN
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT, kami dapat  menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih banyak kekurangan. Oleh  karena itu kami masih memerlukan kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen.  Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca . 





Daftar Pustaka

Hurlock, Elizabeth B. (1980) Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyai Anteh sang penunggu bulan

  Naskah bahasa Inggris Xi ips 1 “ Nyai Anteh sang penunggu bulan” Pemerannya J adalah ….   … Nyai Anteh              : Berna Endahwarni           : Chintia Ratu Pakuan            : Agata Raja Pakuan            : Bagas Anantakusuma       : Ma’aruf Bibi Nyai Anteh     : Novi Nyai Anteh sang penunggu bulan Narrator    : Pada jaman dahulu kala di Jawa Barat , ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Pakuan . Pakuan adalah kerajaan yang sangat subur dan memiliki panorama alam yang sangat indah . rakyat pun hidup damai di bawah pimpinan raja yang bijaksana , disana ada dua gadis remaja yang sama-sama cantik dan selalu kelihatan rukun . . yang satu bernama   Endahwarni and...

Naskah drama “PHANTOM OF THE SCHOOL “

Naskah drama “PHANTOM OF THE SCHOOL “ XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KETAPANG Memperkenal kan   tokoh nya …… Aura                    :   Fransiska berna liminata Arya                     :   Januar aris setiawan Avara                   :   Chintia anggreni Amira                  :   Agata   apriani Aysa                  :   Novi nursela Bu Janet            : Agata apriani Phantom              : Januar aris ...

Makalah Penyebutan Nama Manusia Dalam Al-Qur'an

Penyebutan nama manusia dalam Al-Qur’an Manusia telah berupaya memahami dirinya selama beribu-ribu tahun, tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tentang dirinya, tak mampu memperolehnya dengan mengandalkan daya nalar semata. Oleh karna itu mereka memelukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat yang  mengkaji dirinya secara utuh, yaitu mengarah kepada kitab suci (Al-Qur’an). Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an  yang memberi gambaran konkrit tentang manusia. Al-Qur’an memberikan sebutan manusia dalam tiga kata yaitu al-basyar, an-nas, dan al-ins atau al-insan, ketiga kata ini lazim diartikan sebagai manusia. Namun, jika ditinjau dari segi bahasa serta penjelasan Al- Qur’an itu sendiri, ketiga kata tersebut satu sama lain berbeda maknanya.