Langsung ke konten utama

Makalah Pengantar Pendidikan



ISI
Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh pakar pendidik dari zaman ke zaman. Di dalam GBHN 1978, dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Prinsip ini mengartikan bahwa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup. Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinyu) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep agama Islam seperti yang tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW, yang menganjurkan belajar mulai dari buaian sampai ke liang kubur. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-benuk belajar secara informal maupun formal, baik yang berlangsug dalam keluarga, sekolah dalam pekejaan dan kehidupan masyarakat.

Dalam undang-undang no. 2 tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup dikemukakan. Dalam pasal 10 ayat (1) yang berbunyi “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan diluar sekolah”. Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup.

A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup adalah suatu konsep, suatu idea. Gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung selama seorang berlajar di lembaga-lembaga pendidikan formal, bahwa seseorang masih dapat memperoleh pendidikan kalau ia mau setelah ia selesai menjalani pendidikan formal. Ditekankan pula dalam konsep ini, bahwa pendidikan, dalam arti kata yang sebenarnya, adalah sesuatu yang berlangsung terus sepanjang kehidupan seseorang.Hidup (life) mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya, yaitu (1) individu, (2) masyarakat, dan (3) lingkungan fisik. Perjalanan manusia seumur hidup (lifelong) mengandung perkembangan dan perubahan yang mencakup tiga komponen, yaitu (1) tahap-tahap perkembangan individu (masa balita, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa remaja, dan masa dewasa), (2) peranan-peranan sosial yang umum dan unik dalam kehidupan, yang berbeda-beda di setiap lingkungan hidup, dan (3) aspek-aspek perkembangan kepribadian (fisik, mental, sosial, dan emosional).

Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah sebagai berikut:
1.    Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
2.    Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.






B. Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagaimana dinyatakan oleh Hadis Nabi Muhammad Saw. Yang berbunyi:

اَطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”.

Konsep tersebut menjadi aktual kembali terutama dengan terbitnya buku An Introduction to Lifelong Education, pada tahun 1970 karya Paul Lengrand, yang dikembangkan lebih lanjut oleh UNESCO.Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR NO.IV/MPR/1973jo.TAP NO.IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.

Adapun konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup ada 4, yaitu:

1. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.

2. Konsep belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
3. Konsep pelajar seumur hidup
Pelajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup. Melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar diseluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.

4. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum, dalam hubungan ini didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.


C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Progam-progam Pendidikan

Penerapan konsep pendidikan seumur hidup dalam dunia pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Guruge (dalam Ihsan, 2005:48), berimplikasi pada 6 jenis program pendidikan, antara lain pendidikan baca tulis fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan profesional, pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan serta pendidikan kultural dan pengisian waktu luang.

1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Dari segi implementasinya, program baca tulis merupakan cara paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan. Berbagai pengetahuan baru dapat diperoleh dari bahan bacaan. Namun, kemampuan baca tulis hanya bisa berarti bila dapat ditunjang dengan ketersediaan bahan-bahan bacaaan.

Ihsan (2005: 49) menyatakan bahwa ada dua hal yang menjadi realisasi dari program baca tulis fungsional, yaitu: a) memberikan kecakapan membaca-menulis-menghitung yang fungsional bagi anak didik, b) menyediakan bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimiliki.

2. Pendidikan Vokasional
Program pendidikan vokasional merupakan salah satu program yang penting dalam rangka pendidikan seumur hidup, khususnya Indonesia. Sebagaimana negara berkembang pada umumnya, sistem pendidikan yang sudah diterapkan kini sebagian besar diambil dari negara Barat. Akibatnya, output pendidikan sekolah pada umumnya menjadi kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berada dalam taraf pembangunan diri (Ihsan, 2005:50). Dari sinilah kemudian pendidikan vokasional hadir untuk memberikan bekal kepada para peserta didik agar menjadi tenaga kerja yang produktif.

3. Pendidikan Profesional
Pendidikan professional diciptakan untuk mewadahi kebutuhan kaum professional yang harus selalu bisa mengikuti kemajuan dan perubahan. Sebagai bentuk perwujudannya, muncullah sebuah konsep built in mechanism yang bisa dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan kinerja mereka, seperti halnya metodologi, perlengkapan, sikap yang professional, dan lain-lain (Ihsan, 2001: 50). Dengan demikian, golongan professional akan mampu menghadapi berbagai macam tantangan yang ada.




4. Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik
Baik warga negara maupun para pemimpin masyarakat sangat membutuhkan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik, karena pendidikan ini mempunyai peranan yang krusial dalam mencapai sebuah kehidupan bernegara yang demokratis sebagaimana mestinya.

5. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang
Seseorang yang disebut educated man harus memahami dan menghargai sejarah, kesusastraan, agama, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri. Pengetahuan tersebut di samping memperkaya khasanah hidupnya, juga memungkinkan untuk mengisi waktu luang yang lebih menyenangkan.
Selain itu, konsep pendidikan seumur hidup juga berimplikasi pada sasaran pendidikan, yang terbagi dalam 6 kategori, yaitu para buruh dan tani, golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya, pekerja berketerampilan, golongan teknisian dan profesional, pemimpin dalam masyarakat, dan anggota masyarakat yang sudah tua.
Implikasai di sini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Implikaasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ananda W.P. Guruge dalam bukunya Toward Better Educatinal Management, dapat dikelompokan menjadi bebarapa kategori berikut:

a)      Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu:
1)   Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
2)   Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya tersebut.
b)       Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka apprentice ship training, merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan seumur hidup.

c)       Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap profesionalnya.Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi profesional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.

d)      Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Diakui bahwa era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek telah memengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara memasak yang serba menggunakan mekanik dan elektronik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menuntut pendidikan yang berlangsung secara continue (life long education).Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan social dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan seumur hidup.


e)       Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik
Di samping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dalam kondisi sekarang di mana pola pikir masyarakat semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun pemimpin pemerintahan di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat continue dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.

f)        Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggang
Orang-orang terpelajar diharapkan mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni, dan music bangsanya sendiri. Pengetahuan tersebut dapat memperkaya hidupnya, terutama segi pengalaman yang memungkinkannya untuk mengisi waktu senggangnya dengan menyenangkan. Oleh karena itu, pendidikan cultural dan pengisian waktu senggang secara konstruktif akan merupakan bagian penting dari life long education.Sementara itu implikasi konsep life long education ini pada sasaran pendidikan, juga diklasifikasikan dalam enam kategori, yaitu:

(1) Para buruh dan petani.
(2) Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya.
(3) Para pekerja yang berketerampilan.
(4) Golongan teknisi dan professional.
(5) Para pemimpin dalam masyarakat.
(6) Golongan masyarakat yang sudah tua.






D. Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan, alternatif dalam menghadapi struktur sosial yang cenderung selalu berubah. Ada beberapa hal yang diperlukan dalam pendidikan yaitu:

1. Pertimbangan ekonomi
Pendidikan seumur hidup dapat memberikan banyak manfaat secara ekonomi, baik dalam meningkatkan produktivitas pekerja dan keuntungan, maupun meningkatkan kualitas hidup serta melepaskan diri dari kebodohan, kemiskinan dan eksplorasi.

2. Keadilan
Pendidikan seumur hidup dalam konteks keadlian dapat memperkecil peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan.

3. Faktor peranan keluarga
Selama ini, keluarga adalah inti dari sumber pendidikan. Dengan adanya pendidikan seumur hidup, tugas-tugas yang selama ini menjadi tanggungjawab keluarga dapat menjadi lebih ringan sebab sistem pendidikan yang semakin diperluas sehingga dapat menjangkau anak-anak dan orang dewasa sekaligus.

4. Faktor perubahan peranan sosial
Dari segi peranan sosial, pendidikan seumur hidup dapat mempermudah individu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan hubungan yang terjadi dengan orang lain.

5. Perubahan teknologi
Kemajuan teknologi dari waktu ke waktu menyebabkan kerenggangan dan keterasingan manusia dengan sesamanya. Hal ini dapat dikurangi dengan adanya pendidikan seumur hidup.
6. Factor vokasional
Pendidikan vokasional atau kejuruan diciptakan agar setiap individu dapat menjadi seorang tenaga kerja yang handal, terampil dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.


E. Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Perspektif
Pendidikan seumur hudup dalam berbagai perspektif memiliki 6 tujuan yaitu:
1. Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).

2. Tinjauan Ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang untuk:
a. Meningkatkan produktivitasnya.
b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya.
c. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan.
d. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.

3. Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah, dan atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup kepada orang tua akan merupakan solusi dari masalah tersebut.

4. Tinjauan Filosofis
Negara-negara demokrasi menginginkan seluruh rakyatnya menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, DPD, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. Hal ini menjadi tugas pendidikan seumur hidup.

5. Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tidak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya, seperti apa yang terjadi di negara-negara maju.

6. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup, dalam istilah yang lebih luas yaitu development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.


F. Strategi Pendidkan Seumur Hidup
Adapun strategi dalam rangka pendidikan semur hidup sebagaimana diinventarisirProf. Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal berikut :
Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup
1. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
2.Konsep belajar seumur hidup. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
a) Konsep Belajar Seumur Hidup. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
b) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
c) Arah Pendidikan Seumur Hidup
(1). Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja.
(2). Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.akar pendidikan yang juga mantan Menteri pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Fuad Hassan berpendapat, pendidikan dalam arti luas merupakan ikhtiar yang ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan. Ketiga aspek itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia.Demikian Fuad Hassan saat menjadi pembicara kunci pada seminar nasional “Rekonstruksi dan Revitalisasi pendidikan Indonesia Menuju Masyarakat Madani”, di Widya Graha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jln. Gatot Subroto Jakarta, Kamis (2/9).Hadir dalam cara itu, pengamat pendidikan Arief Rachman dan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Dewi Fortuna Anwar. Menurut Fuad, anggapan bahwa pembiasaan hanya efektif pada masa kanak-kanak jelas keliru karena pada usia dewasa dan lanjut usia pun pembiasaan masih terjadi. Misalnya, melalui kegiatan hobi dalam masa pensiun, kebiasaan makan yang berkenaan dengan pemeliharaan kesehatan, kebiasaan olah raga, dan lainnya yang dibentuk pada masa tua. Halnya mengenai pembelajaran yang juga meliputi pelatihan, dikatakan Fuad, itu merupakan pendekatan yang terutama mengemuka melalui jalur pendidikan formal.
“Melalui jalur ini, sesuatu program pembelajaran jelas cakupannya dari awal hingga akhir. Pendekatan ini lazim dilaksanakan melalui pendekatan klasikal dan kurikuler dalam sistem persekolahan,” jelasnya.Selanjutnya, yang sering dilupakan adalah pendidikan dalam arti luas yang meliputi juga peneladanan, yaitu melalui terpaan citra yang memikat untuk ditiru perilakunya atau bahkan menjadi model identifikasi diri bagi pengamatnya.
Dikemukakan Fuad, secara umum dapat dikatakan bahwa teladan dijadikan pedoman berperilaku. Di sisi lain, perilaku yang diamati sebagai teladan juga bisa berpengaruh sebagai penentu pola dan kecenderungan (patern and trend setter). Teladan pun ditemukan melalui sosok yang dianggap memperagakan model peran (role model).Fuad juga menilai, peneladanan merupakan penjelmaan yang bisa berdampak kuat dalam proses pendidikan, terutama bagi anak-anak dan remaja, serta kaum muda umumnya.
”Pada usia yang masih rentan untuk dibentuk oleh berbagai faktor eksternal ini, peneladanan bisa memengaruhi arah perkembangan para remaja dan kaum muda menuju kedewasaan,” tuturnya.Di tempat sama, pengamat pendidikan yang lain, Arief Rachman mengungkapkan hal senada. Potret pendidikan yang ada seolah-olah pendidikan itu ada di sekolah. Padahal, lingkungan luar sangat berperan.Ia menilai, pendidikan memang persyaratan awal. Akan tetapi, jangan direduksi di sekolah, tetapi juga di masyarakat, rumah tangga, dan media.
Berkaitan dengan lokakarya atau workshop yang berlangsung pada Jumat (3/9), Arief menyebutkan, adanya sejumlah usulan. Antara lain, menyangkut visi masyarakat madani, memproses pendidikan di masyarakat, serta apa yang disebut sukses pendidikan, misalnya apakah sebatas dilihat dari produk memenuhi target, atau juga perlu pemahaman menyangkut moral, hak asasi manusia, dan gender


G. Arah Pendidikan Seumur Hidup

Yusuf (dalam Ihsan, 2005: 47) menerangkan bahwa arah pendidikan seumur hidup terbagi menjadi dua, yaitu:


1) Pendidikan seumur hidup pada orang dewasa
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membuuhkan pendidikan seumur hidup untuk memenuhi kebutuhan ‘self interest’ mereka, seperti kebutuhan baca tulis dan latihan keterampilan.

2) Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan sisi lain ang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan. Pengetahuan dan kemampuan anak memberikan peluang yang lebih besar bagi pembangunan di masa depan. Proses pendidikan seumur hidup bagi anak menenekankan pada metodologi agar motivasi, kunci dan kepribadian belajar dapat tertanam dengan kuat dalam diri anak.


H. Ciri-ciri Pendidikan Seumur Hidup

Menurut Prof. Dr. Umar Tirtarahadja  terdapat empat ciri-ciri pendidikan seumur hidup, yakni:
1. Membuka  tembok pemisah antara pendidikan sekolah dengan lingkungan nyata luar sekolah.
2. Pendidikan seumur hidup menempatkan belajar bagian integral dari proses hidup.
3. Pendidikan seumur hidup lebih mengutamakan pembekalan hidup dan metode dari pada isi pendidikan.
4. Pendidikan seumur hidup menempatkan peserta didik sebagai individu yang menjadi pelaku utama di dalam proses pendidikan yang menyuruh pada pendidikan diri sendiri, atau memiliki kepribadian yang aktif kreatif, tekun, bebas dan bertanggung jawab, tabah, dan tahan banting serta yang sejalan dengan penciptaan masyarakat gemar membaca (learning society)

Pendidikan seumur hidup menegaskan dan menekankan bahwa tiap individu adalah objek dan sekaligus subjek pendidikan.
Sebagai Objek karena ia merupakan orang yang dikenai pengaruh oleh lingkungan  dalam pandangan pendidikan, oleh karenanya hendaklah ia selalu waspada untuk memanfaatkan setiap informasi pengalaman positif dari tempat lingkungannya hidup.Sebagai Subjek karena ia dituntut untuk mengubah lingkungan menjadi lebih baik dan berkualitas sesuai dengan tuntutan ilmu secara adil dan ideal.


I. Alasan Pendidikan Seumur Hidup diperlukan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pendidikan seumur hidup itu diperlukan yaitu  ekonomi, keadilan, peranan keluarga, perubahan peranan sosial, perubahan teknologi, vocational, kebutuhan orang dewasa, kebutuhan anak-anak awal.
1. Ekonomi
Menurut pandangan tokoh pendidikan seumur hidup, pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai dasar untuk memperoleh ketrampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak berarti mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal terpenting adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi.
2. Keadilan
Keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestaikan ketidakadilan.


3. Peranan Keluarga
Coleman dalam “Review of Educational Research” mengemukakan keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan pendidikan seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa.
4. Perubahan peranan sosial
Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka/orang lain.
5. Perubahan teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat kemudiaan dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spiritual serta berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia satu dengan lainnya.
6. Vocational
Pendidikan vocational diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk menghadapi tantangan masa depan.
7. Kebutuhan orang dewasa
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
8. Kebutuhan anak-anak awal
Para ahli mengakui bahwa masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiri bukan semata-mata masa penantian untuk memasuki periode anak-anak, remaja dan dewasa. Masa anak-anak awal merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.

J. Urgensi Pendidikan Seumur Hidup
Beberapa aspek- tentang urgensi pendidikan seumur hidup, antara lain:
1.Aspek ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan membuka jalan  bagi seseorang untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
2.Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari “lingkungan setan kemelaratan” akibat kebodohan, pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang sehat dan menyenangkan, serta memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.
3.Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. Pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan  problem solving terhadap fenomena tersebut.
4.Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju.
 5.Aspek Politis, tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.
6.Aspek Psikologis dan Pedagogis, untuk memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi maka pendidikan seumur hidup memerlukan suasana yang kondusif.

K. Karakteristik Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. HIDUP, SEUMUR HIDUP, dan PENDIDIKAN merupakan tiga konsep pokok
yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.

2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan
sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.

3. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi) dan jenis pendidikan.

4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-polapendidikan formal maupun pola-pola pendidikan non formal, baik kegiatan kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.

5. Keluarga memainkan peranan utama, peranan dasar dalam memulai pendidikan
seumur hidup.

6. Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam sistem pendidikan seumur hidup.

7. Pendidikan seumur hidup menghendaki keterpaduan dimensi vertikal dan dimensi horizontal dari pendidikan.

8. Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup bersifat universal.

9. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan, alat-alat, teknik, dan waktu belajar .

10. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-fungsi adaptif dan inovatif bagi individu dan masyarakat.

11. Tujuan akhir pendidikan adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas
hidup.

12. Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu : kesempatan, motivasi, dan edukabilitas.

13. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian semua
pendidikan.

14. Pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah sistem
keseluruhan dari semua pendidikan.

L. Pilar-PilarPendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup harus mencakup empat pilar yaitu :
1. Belajar Mengetahui (Learning to Know)
Memadukan antara kesempatan untuk memperoleh pengetahuan umum yang cukupluas dengan kesempatan untuk bekerja pada sejumlah subjek yang lebih kecil secaramendalam.

2. Belajar Berbuat (Learning to Do)
Memberi kesempatan kepada pebelajar untuk tidak hanya memperoleh ketrampilankerja, tetapi juga memperoleh kompetensi untuk menghadapi pelbagai situasi sertakemampuan bekerja dalam tim, berkomunikasi serta menangani dan menyelesaikanmasalah atau perselisihan.

3. Belajar Hidup Bersama (Learning to Live Together)
Mengembangkan pengertian atas diri orang lain dengan cara mengenali diri sendiriserta menghargai kesalingtergantungan,melaksanakan proyek bersama dan belajarmengatasi konflik dengan semangat nilai pluralitas, saling mengerti dan perdamaian.

4. Belajar Menjadi Seseorang (Learning to Be)
Mengembangkan kepribadian dan kemampuan untuk bertindak secara mandiri, kritis,penuh pertimbangan serta bertanggungjawab.




SOAL
1.      Mengapa Pendidikan Seumur Hidupdiperlukan?
2.      Tuliskan 4 konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup!
3.      Tuliskan 2 tujuan pendidikan untuk manusia seutuhnya dan seumur hidup!
4.      Tuliskan aspek-aspek pendidikan seumur hidup dalam Islam!
Jawab
1.        a.  Alasan keadilan
Terselenggaranya PSH secara meluas di kalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkingkan terwujudnya keadilan sosial. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula paersamaan sosial,ekonomi dan politik.
b. Alasan ekonomi
Persoalan PSH dikaitkan dengan biaya penyelenggaraan pendidikan,produktivitas kerja, dan peningkatan GNP. Di negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Tidak terkecuali di negara yang sudah maju teknologinya yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan.
c.    Alasan perkembangan IPTEK
Bahwa sudah dijelaskan betapa luasnya pengaruh perkembangan Iptek dalam semua sektor pembangunan. Meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang terjadi pada dunia pertanian, industri,transportasi dan komunikasi, namun intervensinya di dalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal.


d.      Alasan sifat pekerjaan
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan Iptek di satu sisi dalam skala besar menyita pekerjaan angan diganti dengan mesin,tetapi tak dapat dipungkiri di sisi lain juga memberikan andil kepada munculnya pekerjaan – pekerjaan baru yang menyerap tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru untuk memproses pekerjaan. Untuk dapat tetap menangani pekerjaan yang menuntut persyaratan – persyaratan baru seseorang harus berkemauan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara terus menerus.

2.a.Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
b.    Konsep belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
c.    Konsep pelajar seumur hidup
Pelajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup. Melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar diseluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
d.      Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum, dalam hubungan ini didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.

3.a.Mengembangkan potensi serta kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
b.    Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.
4.  a.Aspek idiologi, setiap manusia memiliki hak yang sama dan serta untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya.
b. Aspek ekonomis pendidikan merupakan cara yang efektif untuk dapat keluar dari lingkungan kemelaratan akibat kebodohan.
c.Aspek Sosiologis, memberikan kesadaran kepada manusia akan pentingnya pendidikan.
d. Aspek Politis, tugas pendidikan seumur hidup untuk menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada Negara demokrasi.
e. Apek teknologis, PSH sebgai alternatifuntuk mengembangkan dan memperbaharui pengetahuan.
f.Aspek Psikologis dan Pedagogis.









Daftar Pustaka
Bukhori, Mochtar, Pendidikan dalam Pembangunan, Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1994.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta; Rineka Cipta, 2008.
Mudyahardjo, Redja, Filsafat Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyai Anteh sang penunggu bulan

  Naskah bahasa Inggris Xi ips 1 “ Nyai Anteh sang penunggu bulan” Pemerannya J adalah ….   … Nyai Anteh              : Berna Endahwarni           : Chintia Ratu Pakuan            : Agata Raja Pakuan            : Bagas Anantakusuma       : Ma’aruf Bibi Nyai Anteh     : Novi Nyai Anteh sang penunggu bulan Narrator    : Pada jaman dahulu kala di Jawa Barat , ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Pakuan . Pakuan adalah kerajaan yang sangat subur dan memiliki panorama alam yang sangat indah . rakyat pun hidup damai di bawah pimpinan raja yang bijaksana , disana ada dua gadis remaja yang sama-sama cantik dan selalu kelihatan rukun . . yang satu bernama   Endahwarni and...

Naskah drama “PHANTOM OF THE SCHOOL “

Naskah drama “PHANTOM OF THE SCHOOL “ XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KETAPANG Memperkenal kan   tokoh nya …… Aura                    :   Fransiska berna liminata Arya                     :   Januar aris setiawan Avara                   :   Chintia anggreni Amira                  :   Agata   apriani Aysa                  :   Novi nursela Bu Janet            : Agata apriani Phantom              : Januar aris ...

Makalah Penyebutan Nama Manusia Dalam Al-Qur'an

Penyebutan nama manusia dalam Al-Qur’an Manusia telah berupaya memahami dirinya selama beribu-ribu tahun, tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tentang dirinya, tak mampu memperolehnya dengan mengandalkan daya nalar semata. Oleh karna itu mereka memelukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat yang  mengkaji dirinya secara utuh, yaitu mengarah kepada kitab suci (Al-Qur’an). Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an  yang memberi gambaran konkrit tentang manusia. Al-Qur’an memberikan sebutan manusia dalam tiga kata yaitu al-basyar, an-nas, dan al-ins atau al-insan, ketiga kata ini lazim diartikan sebagai manusia. Namun, jika ditinjau dari segi bahasa serta penjelasan Al- Qur’an itu sendiri, ketiga kata tersebut satu sama lain berbeda maknanya.