Langsung ke konten utama

Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Topik ini membahas tentang manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan menciptakan kebenaran, kebaikan, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk budaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. 
B.  Rumusan Masalah
1.  Bagaimana pengertian dari kebudayaan itu?
2.  Apakah manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan?
3.  Bagaimana substansi atau isi utama budaya?
C.  Tujuan Penulisan

Tujuan pembelajaran agar mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar tentang konsep manusia sebagai makhluk budaya serta pemahaman konsep tersebut dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan menyikapi berbagai problematika budaya yang berkembang dalam masyarakat.










BAB II
                                               PEMBAHASAN

A.        Fungsi Akal dan Budi bagi Manusia
1.    Akal
Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia. Berpikir  adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Fungsi akal adalah untuk berpikir. Kemampuan pikir manusia berfungsi untuk mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya, kemudian membentuk  konsep-konsep utk memecahkan masalah-masalah, dan akhirnya membentuk tingkah laku.
2.    Budi
Budi (Bahasa Sansekerta) berarti akal, budi diartikan sebagai bathin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik dan buruknya segala sesuatu. Budi-lah yang menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberikan penilaian terhadap objek dan kejadian (Sutan Takdir Alisjahbana)
B.         Pengertian Budaya dan Kebudayaan
1.    Budaya
          Budaya adalah bentuk jamak dari  kata budi dan daya yang berarti  Cipta Rasa dan Karsa. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
          Budaya mempunyai tiga unsur yang berada dalam diri manusia dan saling melengkapi satu sama lain dalam satu kesatuan kebudayaan seutuhnya. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.
a.    Cipta
Cipta adalah akal pikiran yang di milik oleh manusia, sehingga dengan akal pikiran tersebut manusia dapat berkreasi menuangkan segala ide yang non kebendaan. Namun cipta yang ada dalam diri manusia bersifat tidak universal dalam hal karya. Artinya dalam hal keterampilan berkarya manusia tentu saja memiliki keahlian yang berbeda-beda satu sama lain, seseorang yang terampil mengelola kayu menjadi barang-barang meubel belum tentu terampil dalam hal olah vocal, begitupun seorang penyanyi yang mahir melantunkan lagu-lagu belum tentu dalam hal merancang busana dan sebagainya.
b.   Rasa
Rasa adalah tanggapan atau reaksi perasaan ketiak melihat ataupun mendengar sesuatu satu bentuk karya, tanggapan ini dapat berupa kepuasan, keterangan, kekaguman, kesedihan, ketidakpuasan dan sebagainya. Selain di bekali kekuatan menciptakan manusia juga di lengkapi dengan perasaan hingga hasil karya yang dibuatnya dapat bernilai seni tinggi. Dengan adanya rasa yang di miliki oleh manusia maka sudah tentu ia dapat membedakan mutu suatu karya cipta satu dengan yang lain.
c.    Karsa
Karsa adalah kehendak, dorongan atau motivasi yang lahir dari hasrat seseorang. Seseorang yang memiliki keterampilan luar bisa dan perasaan yang begitu peka tidak akan berbuah apa-apa jika tidak didasari keinginan dari orang tersebut. Karsa biasa saja berasal dari diri, tersendiri atau bahkan dari orang lain yaitu berupa rangsangan atau pengaruh yang diterima oleh daya nalar kita.
Ketiga unsur inilah yang mendasari manusia berbudaya, dengan adanya unsur-unsur tersebut dalam diri manusia maka dapat di katakan bahwa manusia adalah makhluk yang senantiasa memiliki kebudayaan. Antara manusia dan masyarakat serta kebudayaan ada hubungan erat. Tanpa masyarakat, manusia dan kebudayaan tidak mungkin berkembang layak.
Tanpa manusia tidak mungkin ada kebudayaan, tanpa manusia tidak mungkin ada masyarakat. Dalam diri manusia wujud kebudayaan ada yang rohani misalnya adat istiadat dan ilmu pengetahuan. Ada yang jasmani misalnya rumah dan pakaian. Buku adalah kebudayaan jasmani, akan tetapi isi buku adalah kebudayaan rohani. Ilmu pengetahuan merupakan unsur kebudayaan universal yang rohani.
Sebagai insan yang berkebudayaan maka sepatutnya manusia menjaga citra di muka bumi ini bahkan budaya telah menjadikan manusia sebagai makhluk beradab sekaligus telah mengantar manusia ke kasta tertinggi makhluk-makhluk  penghuni bumi yang lain yaitu sebagai yang paling sempurna di bandingkan dengan yang lainnya.
Akan tetapi manusia sebagai makhluk budaya, budaya bukan berarti bahwa manusia dibebaskan untuk berkarya apapun itu tanpa menilainya dari segi norma maupun hukum. Budaya yang seperti ini adalah kebudayaan yang bersifat merusak dan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan kesadaran manusia sebagai makhluk budaya agar dalam berbudaya memang teguh norma-norma yang berlaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Budaya bahkan dapat menambah rasa rasionalisme seseorang warga negara Indonesia misalnya, memiliki kebudayaan yang amat sangat beraneka ragam bentuk dan ciri khasnya yang tidak semua bangsa memilikinya. Hal ini tentu saja merupakan kebanggaan tersendiri bangsa Indonesia yang akhirnya berimbas pada tingginya nasionalisme para warga negara.


Berikut pengertian budaya adalah kebudayaan dari beberapa ahli:
1.    E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2.    R. Linton, Kebudayaan dapat sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diterapkan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.    Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4.    Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
5.    Herkovitas, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Ada pula sifat-sifat yang terdapat pada budaya, yaitu sebagai berikut:
a.    Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b.    Budaya telah terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.    Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d.   Budaya mencakup aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.




d.   Substansi (isi) utama budaya
Ada lima isi atau substansi utama budaya, yaitu sebagai berikut:
a)   Sistem Pengetahuan 
Melalui sistem pengetahuan, manusia mampu beradaptasi untuk menyesuaikan hidupnya dengan alam sekitarnya. Melalui sistem pengetahuan juga manusia mampu meningkatkan produktivitas kebutuhan hidupnya. Contohnya, pengetahuan manusia tentang flora dan fauna dapat membantu upaya manusia untuk mengembangkan produktivitas di bidang perburuan, penangkapan ikan, peternakan, dan pertanian.
b)   Sistem Nilai Budaya 
Menurut Koentjaraningrat, sistem nilai budaya terdiri atas konsep-konsep yang hidup dalam pikiran sebagian besar warga masyarakat. Konsep-konsep abstrak yang dimiliki oleh setiap individu tentang apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, patut atau tidak patut.
c)    Persepsi 
Biasanya disebut juga sudut pandang dari seorang individu atau kelompok masyarakat mengenai suatu hal atau suatu masalah.
d)   Pandangan hidup 
Pandangan hidup adalah konsep yang dimiliki seseorang atau golongan masyarakat yang bermaksud menanggapi atau menerangkan suatu masalah tertentu. Misalnya, orang Minangkabau memberikan nilai tinggi pada tradisi merantau.
e)    Etos Budaya
Etos adalah watak khas dari suatu kebudayaan yang tampak (dari luar). Contoh etos antara lain, gaya tingkah laku, kegemaran, atau benda-benda hasil budaya yang khas.



2.    Kebudayaan
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa Sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budaya atau akal. Dalam bahasa Latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Ada pula kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.
a.    Beberapa pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
a)        Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
b)        Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
c)        Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.


b.   Perwujudan kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.        Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
2.        Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
3.        Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dengan demikian, kebudayaan menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. Sebagian besar ahli mengatakan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
C.      Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
Tercipta adalah terwujudnya suatu  kebudayaan  sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan yang disebutkan oleh Supartono (dalam Rafael Raga Maran, 1999:36) sebagai daya manusia, manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi dan intuisi perasaan dan emosi kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada manusia penciptanya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang sebagai pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter dan Berger yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap; tahap eksternalisasi, tahap objektivasi, dan tahap internalisasi.
Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental. Tahap objektivasi adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada di luar diri manusia. Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali, jadi adanya hubungan berkelanjutan antara realitas internal dengan realitas eksternal.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia, bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu baik. Kecuali manusia yang memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai berikut:
a.  Suatu hubungan pedoman antara manusia atau kelompoknya
b.  Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
c.  Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
d.  Pembeda manusia dengan binatang
e.  Sebagai modal dasar pembangunan
Manusia merupakan makhluk berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil.
1.        Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
a)    Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan natural seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
b)   Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.
c)    Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
d)   Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
e)    Out Carries Produc, Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.


2.    Proses dan Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
            Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
3.    Problematika Kebudayaan
Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika atau masalah masalah yang cukup jelas yaitu :
a)        Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
b)        Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
c)        Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
d)       Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya.
e)        Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru.
f)         Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.
4.    Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab terjadi perubahan kebudayaan yaitu:
a)     Perubahan lingkungan alam
b)    Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
c)     Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
d)    Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
e)    Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.
D.           Memanusiakan Manusia
Kata “memanusiakan manusia” memiliki makna yang dalam, di mana konsep kata ini menyentuh ke dalam seluruh dimensi kehidupan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memanusiakan manusia adalah upaya membuat manusia menjadi berbudaya. Memanusiakan manusia berarti memanusiakan sesama. Dengan memanusiakan antar sesama, maka akan menguntungkan bagi diri sendiri dan orang lain.
Untuk memahami konsep memanusiakan manusia, manusia harus memahami konsep keadilan, penderitaan, cinta kasih, tanggung jawab, pengabdian, pandangan hidup, keindahan, dan kegelisahan.
Memanusiakan manusia melalui pemahaman terhadap konsep
a.      Keadilan
Keadilan adalah salah satu moral dasar bagi kehidupan manusia. Keadilan adalah suatunkualitas hasil dari sesuatu perbuatan. Keadilan merujuk kepada suatu tindakan baik yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Keadilan sama dengan kesetaraan, tidak memandang perbedaan sebagai sesuatu hal yang dipermasalahkan. Siapa saja, di mana saja, dan kapanpun setiap orang memiliki hak yang sama. Ada beberapa macam keadilan, yaitu adil pada diri sendiri, pada sesama manusia, pada makhluk ciptaan Allah, alam, dan benda mati lainnya, dan adil kepada Tuhan. Contohnya adalah hak yang sama di dalam hukum.
Ciri-ciri atau karakteristik keadilan antara lain :
1)      Adil (jus)
2)      Bersifat hukum (legal)
3)      Sah menurut hukum (lawful)
4)      Tidak memihak (unpartial)
5)      Sama hak (equal)
6)      Layak (fair)
7)      Wajar secara emosional (equitable)
8)      Benar secara moral (righteous)
b.      Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, di mana kata derita berasal dari bahasa Sansekerta, dhra artinya menahan atau menanggung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), derita berarti menanggung (merasakan) sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai eksistensi manusia di dunia. Karena pada dasarnya setiap manusia pasti dihadapi pada sebuah masalah.
c.       Cintakasih
Cintakasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai belas kasihan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan bentuknya yang khas manusiawi.
Menurut Ali Akbar (1995:194) dalam cinta kasih itu mengenal adanya istilah merawat yaitu memelihara, meluruskan, dan meningkatkan
·         “memelihara” agar tetap stabil
·         “meluruskan” bila ia menyimpang dari arti yang sebenanrnya
·         “meningkatkan” bila ia sudah mulai berkurang


d.      Tanggung jawab
Tanggungjawab adalah kewajiban melakukan tugas tertentu yang dasarnya adalah hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi baik dan memperoleh kebahagiaan, di mana dengan mengerjakan tanggung jawab maka manusia itu sendiri bias menikmati haknya.
Menurut M. Habib Mustopo, etal.(1998:192-194) bahwa eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, dan makhluk sosial maka manusia mempunyai tanggungjawab. Ada beberapa macam tanggung jawab yaitu :
·         Terhadap diri sendiri, contoh : menjaga kesehatan tubuh baik fisik maupun batin
·         Keluarga, contoh : tidak mencoreng nama keluarga dengan perbuatan yang rusak
·         Masyarakat, contoh : bersosialisasi, menjaga kebersihan lingkungan, dan lain-lain
·         Tuhan YME, contoh : beribadah kepada-Nya
e.       Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal memperhamba diri kepada tugas-tugas yang dianggap mulia. Mengikhlaskan diri terhadap hal yang dikerjakan sehingga tidak menimbulkan keterpaksaan.
Pengabdian juga merupakan perihal mengabdi dan penghambaan diri. Bentuk perbuatan baik manusia berupa pikiran, pendapat, serta tenaga sebagai wujud kesetiaan.
f.       Pandangan hidup
Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia didunia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam tempat kita berdiam. Pandangan hidup hampir sama dengan prinsip hidup.
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut ileh suatu masyarakat secara selektif oleh para individu, golongan dalam masyarakat (Koentjoroningrat, 1980). Nilai-nilai tersebut meliputi cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pandangan hidup biasanya berasal dari agama, berupa idiologi, atau mungkin hasil renungan dari pengalaman atau kejadian di sekitarnya.
g.      Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Keindahan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Keindahan identic dengan kebenaran.
Eksistensi manusia didunia diliputi dan digairahkan oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan. Manusia menciptakan kekreatifitasan sehingga banyak hal-hal unik yang terjadi di sekitarnya.
h.      Kegelisahan
Kegelisahan merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir tidak tenang dalam tingkah laku, dan merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Kegelisahan bias berarti bahwa manusia itu menyadari dan merasakan adanya ketidakberesan di sekitarnya, sehingga manusia itu sendiri memiliki niat untuk memperbaikinya. Contoh dari kegelisahan adalah merasa terasingkan dari lingkungannya.
Situasi-situasi hidup hidup yang bisa mendatangkan kegelisahan, ketidaknyamanan dan ketidaktenangan yaitu :
1)      Keadaan jasmani yang kurang baik
Cacat jasmani menyebabkan manusia merasa tidak percaya diri, malu bahkan berusaha mengingkari diri.
2)      Kemiskinan
Kondisi ini dapat menyebabkan kegelisahan, ketidaknyamanan dan ketidaktenangan
3)      Situasi perempuan
Di berbagai belahan bumi, perempuan merasa belum dipperlakukan secara adil. Atuan budaya, bahkan agama, masih dianggap memperlakukan mereka secara diskriminatif

4)      Malapetaka
Malapetaka yang paling ditakuti orang adalah perang, dimana akibat dari perang itu menimbulkan kegelisahan yang pada akhirnya merupakan suatu penderitaan.
Memang tidak ada batasan atau ukuran pasti kita sudah melakukan hal “Memanusiakan manusia”. Tidak ada juga ukuran yang pasti kita melakukan hal yang “Tidak Memanusiakan Manusia”. Ukuran ini terkait dengan rasa prikemanusiaan yang ada dalam diri kita.Ada tiga orang yang dapat dijadikan contoh dalam makalah ini yakni mendiang KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi dan dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Gus Dur disebut telah “Memanusiakan Manusia” karena sikap mantan presiden RI ini yang berpegang pada nilai keadilan, kesetaraan serta nilai persaudaraan. Gus Dur sosok pemimpin, pembela rakyat marjinal, pembela minoritas agama etnis yang hak-haknya terhalangi baik dalam berkeyakinan, beragama atau mendirikan rumah ibadah. Selain itu, keyakinannya pada iman yang terbuka sehingga mengembangkan Pluralisme.
Jokowi, terlihat dari cara memindahkan pedagang kaki lima kala menjabat sebagai Walikota Surakarta. Tanpa menggusur secara paksa, pedagang kaki lima pindah. Di Jakarta pun, setelah menjabat Gubernur, ia membangun tanpa menggusur.Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Achmad Sodiki bahkan menyebut Jokowi menerapkan konsep “Memanusiakan Manusia”.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini pun demikian. Ia dinilai memanusiakan warga karena aktivitasnya keluar-masuk lokalisasi untuk membujuk para pekerja seks komersial untuk berganti profesi. Ia datang pada siang hari, sore atau malam. Tekadnya, ia ingin mengurangi lokalisasi di kota Surabaya, tetapi tidak memilih cara menggusur. Ia turun langsung, mengajari para pekerja seks itu dengan aneka keterampilan.

E.       Proses Kebudayaan
a.      Proses Internalisasi
Proses internalisasi dimaksud proses panjang sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidupnya. Dalam pengertian lain, internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 439).
Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam kepribadian individunya, tetapi wujud dan pengaktifan dari berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimuli yang berada dalam sekitaran alam dan lingkungan sosial maupun budayanya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian seorang bayi kecil pada saat ia dilahirkan keluar dari kandungan ibunya, adalah perasaan puas dan tak puas.
Sekitaran yang berada di luar kandungan ibu dimana ia sekonyong-konyong berada itu memberi pengalaman tidak puas yang pertama kepada si individu yang baru itu. Baru setelah ia dibungkus dengan selimut dan diberi kesempatan untuk menyusu, maka rasa takpuas itu dipuaskan, dan perasaan puas pun dialaminya. Kemudian setiap kali ia terkena pengaruh – pengaruh lingkungan yang menyebabkan rasa tidak puas tadi ia akan menangis, dan setiap kali juga selimut dn susu mendatangkan rasa puas tadi. Secara sadar si bayi telah belajar untuk tidak hanya mengalami, tetapi juga mengetahui cara bagaimana mendatangkan rasa puas, ialah dengan menangis.

b.      Proses sosialisasi
Proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak – anak hingga masa tuanya belajar pola – pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.
Proses sosialisasi antara golongan sosial yang satu dengan yang lain akan berbeda. Sebagai contoh bayi yang diasuh dalam keluarga kaum buruh dalam kota – kota industri besar di Amerika Serikat. Tokoh ayah dalam keluarga kaum buruh tidak terlalu penting dalam proses sosialisasi pertama dari bayi, karena ayah sudah berangkat ke pabrik pagi – pagi sebelum si bayi bangun, sedang siang ia tidak pulang untuk makan, dan baru kembali pada malam hari apabila bayi sudah akan ditidurkan. Hanya pada hari Sabtu dan Minggu bayi mengalami pengaruh kehadiran ayahnya.
Contoh lain dari suatu proses sosialisasi yang lain akan dialami misalnya oleh bayi yang diasuh dalam keluarga – keluarga dari berbagai suku bangsa di Irian Jaya. Di sana bayi pada waktu yang sangat muda seringkali sudah akan berhadapan dengan berbagai wanita lain selain ibunya, yang segera setelah ia merasa kuat untuk bekerja kembali, akan pergi ke kebun ubi tiap hari dengan membawa bayinya untuk bekerja. Bayinya diikat di atas punggungnya, dan selama waktu istirahat bayi itu selalu dikerumuni serta banyak mendapat perhatian dari para wanita lain di kebun.
Demikianlah para individu dalam masyarakat yang berbeda akan mengalami juga proses sosialisasi yang berbeda, karena proses sosialisasi itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.
c.       Proses enkulturasi
Proses ini dapat juga kita terjemahkan dengan suatu istilah Indonesia yang cocok sekali, yaitu “pembudayaan”. Dalam bahasa Inggris juga dipergunakan istilah “institutionalization”. Dalam proses itu seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat – adat, sistem, norma, dan peraturan – peraturan yang hidup dalam kehidupannya.
Sejak kecil proses enkulturasi itu sudah dimulai dalam alam pikiran warga suatu masyarakat, mula – mula dari orang – orang di dalam lingkungan keluarganya, kemudian dari teman – temannya bermain. Dalam masyarakat ia belajar membuat alat-alat permainan, belajar membuat alat-alat kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang konkret. Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
Apakah perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi? M.J.Herskovits berpendapat bahwa perbedaan antara enculturation (enkulturasi) dengan sosialization (sosialisasi) adalah sebagai berikut :
1)      Enculturation (enkulturasi) adalah suatu proses bagi seorang baik secara sadar maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat.
2)      Sosialization (sosialisasi) adalah suatu  proses bagi seorang anak untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku dalam keluarganya.
Secara singkat perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi adalah dalam enkulturasi seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikirannya dengan lingkungan kebudayaannya, sedangkan sosialisaasi si individu melakukan proses penyesuaian diri dengan lingkungan sosial
d.      Proses difusi
Proses Difusi adalah saat penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia. Namun, penyebaran unsur-unsur kebudayaan juga bias tanpa melalui perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa dari suatu tempat ke tempat lain, namun karena ada individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali.
Bentuk difusi yang lain adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan berdasarkan pertemuan antara-antara individu-individu dalam suatu kelompok manusia dengan individu-individu kelompok tetangga. Dan pertemuan- pertemuan kelompok ini dapat dengan berbagai cara. Cara yang pertama adalah hubungan di mana antara bentuk dari kebudayaan masing-masing hampir tidak berubah. Hubungan ini disebut hubungan symbiotic. Cara yang lain adalah bentuk hubungan yang disebabkan karena perdagangan, tetapi dengan akibat yang lebih jauh dari hubungan symbiotic.
e.       Proses Akulturasi dan Asimilasi
Akulturasi adalah konsep mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Jika masalah tentang akulturasi diringkas, ada lima golongan masalah yang akan tampak, yaitu :
1.      Masalah mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan proses akulturasi dalam suatu masyarakat;
2.      Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan asing apa yang mudah diterima, dan unsur-unsur kebudayaan asing apa yang sukar diterima oleh masyarakat penerima;
3.      Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah, dan unsur-unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing;
4.      Masalah mengenai individu-individu apa yang suka dan cepat menerima, dan individu-individu apa yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan asing;
5.      Masalahmengenai ketegangan-ketegangan dan krisisi-krisis sosial yang timbul sebagai akibat akulturasi.
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada : (i) golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, (ii) saling bergaul secara langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga (iii) kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Ada faktor-faktor yang menghambat proses asimilasi. Factor-faktor itu adalah : (i) kurang pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi, (ii) sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain; (iii) perasaan superioritas pada individu-individu dari suatu kebudayaan terhadap yang lain.

f.       Proses Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energy, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan mneyebabkan adanya system produksi, dan dibuatnya produk-produk yang baru.
Suatu penemuan biasanya juga merupakan suatu proses sosial yang panjang yang melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention. Suatu discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa suatu alat baru, suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu, atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam rangka kebudayaan di mana penemuan tadi terjadi. Hal ini disebabkan karena suatu penemuan baru jarang merupakan suatu perubahan mendadak dari keadaan tidak ada menjadi keadaan ada. Suatu penemuan baru biasanya berupa suatu rangkaian panjang, dimulai dari penemuan-penemuan kecil yang secara akumulatif atau secara bertimbun menjadi banyak. Proses inovasi itu juga merupakan suatu proses evolusi, bedanya ialah bahwa dalam proses evolusi individu-individu itu pasif, bahkan sering bersifat negatif.
            Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memilki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan. Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok tidak akan terhindar dari pengaruh pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adaya kontak-kontak antar kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Pengadopsian tersebut diprngaruhi oleh faktor-faktor fisikal, seperti iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.
            Perkembangan zaman juga mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut semua kelompok sosial akan bergeser baik itu secara lambat maupun cepat yang akanm menimbulkan antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dan yang tidak menghendaki perubahan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan suatu kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan perilaku yang dianut didalam kelompok sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat, yang menjadi suatu “cambuk” bagi komunitas yang enganut kebudayaan tersebut. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka kami dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.  Kebudayaan ialah segala daya dan aktivitas manusia untuk mengelola dan mengubah alam
2.  Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan yaitu manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal  dan pikirannya menjadikan Khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku.
3.  Substansi (isi) utama budaya yaitu:
a)      Sistem pengetahuan
b)      Nilai
c)      Pandangan hidup
d)     Kepercayaan
e)      Persepsi
f)       Etos kebudayaan
B.     Saran
Dengan selesainya makalah ini, maka kami dari kelompok I dapat menyarankan bahwa sebagai makhluk yang berbudaya maka sepatutnyalah kita sebagai manusia yang memiliki prospek kedepan harus mempertahankan citra sebagai makhluk Tuhan paling sempurna. Kita harus menyadari bahwa budaya tidak bisa kita jadikan kedok untuk berbuat sesuatu yang semena-mena seperti kata seorang ahli sosiologi Surjono Jatiman bahwa “sebenarnya manusia tidak ubahnya seperti binatang yang saling membunuh satu sama lain, akan tetapi oleh karena manusia berbudaya maka kejahatan itu senantiasa dibungkus dengan budaya”
Untuk dalam hal berbudaya harus pula disertai dengan akidah yang kokoh dari seorang budaya, agar supaya setiap apa yang dihasilkannya dapat menjadi yang terbaik dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya demi kemajuan bangsa yang senantiasa kita cintai dan banggakan.


Soal dan Jawaban
1.      Apa perbedaan budaya dan kebudayaan......
2.      Sebutkan dan Jelaskan perwujudan kebudayaan......
3.      Apa saja problematika kebudayaan itu......
Jawab :
1.        Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar
2.        Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a.    Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
b.   Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
c.    Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
3.        Problematika atau masalah-masalah yaitu :
                                                             a.      Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
                                                            b.      Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
                                                             c.      Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
                                                            d.      Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya.
                                                             e.      Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru.
                                                             f.      Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.
















DAFTAR PUSTAKA

Mustofa Ahmad, 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV. Pustaka Setia. Bandung
Setiadi Elly, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana. Jakarta
Yusdi Achmad, 2006. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Kencana. Jakarta



















Komentar

  1. Play Free Slots - The Sands Casino
    Free Slots. Play over 250+ 인카지노 of The Best 제왕카지노 Slots for free. Sign up, deposit, and play for real money. Win 샌즈카지노 money playing online slots,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyai Anteh sang penunggu bulan

  Naskah bahasa Inggris Xi ips 1 “ Nyai Anteh sang penunggu bulan” Pemerannya J adalah ….   … Nyai Anteh              : Berna Endahwarni           : Chintia Ratu Pakuan            : Agata Raja Pakuan            : Bagas Anantakusuma       : Ma’aruf Bibi Nyai Anteh     : Novi Nyai Anteh sang penunggu bulan Narrator    : Pada jaman dahulu kala di Jawa Barat , ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Pakuan . Pakuan adalah kerajaan yang sangat subur dan memiliki panorama alam yang sangat indah . rakyat pun hidup damai di bawah pimpinan raja yang bijaksana , disana ada dua gadis remaja yang sama-sama cantik dan selalu kelihatan rukun . . yang satu bernama   Endahwarni and...

Naskah drama “PHANTOM OF THE SCHOOL “

Naskah drama “PHANTOM OF THE SCHOOL “ XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KETAPANG Memperkenal kan   tokoh nya …… Aura                    :   Fransiska berna liminata Arya                     :   Januar aris setiawan Avara                   :   Chintia anggreni Amira                  :   Agata   apriani Aysa                  :   Novi nursela Bu Janet            : Agata apriani Phantom              : Januar aris ...

Makalah Penyebutan Nama Manusia Dalam Al-Qur'an

Penyebutan nama manusia dalam Al-Qur’an Manusia telah berupaya memahami dirinya selama beribu-ribu tahun, tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tentang dirinya, tak mampu memperolehnya dengan mengandalkan daya nalar semata. Oleh karna itu mereka memelukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat yang  mengkaji dirinya secara utuh, yaitu mengarah kepada kitab suci (Al-Qur’an). Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an  yang memberi gambaran konkrit tentang manusia. Al-Qur’an memberikan sebutan manusia dalam tiga kata yaitu al-basyar, an-nas, dan al-ins atau al-insan, ketiga kata ini lazim diartikan sebagai manusia. Namun, jika ditinjau dari segi bahasa serta penjelasan Al- Qur’an itu sendiri, ketiga kata tersebut satu sama lain berbeda maknanya.